CURHATAN ANAK KADER

Bismillah.... Abis baca sesuatu yang menggugah air mata untuk menetes :') Merasakan hal ini juga yang waktu tersita oleh dakwahnya umi-abi. Tapi InsyaAllah waktu di Jannah Allah lebih kekal dan insyaAllah akan diberikan waktu selama lamanya bersama umi-abi tercinta kelak di Jannah Allah. Aamiin.......

Menurutmu Kami Bahagia ? Terlahir sebagai anak Kader?

Dalam banyak diskusi dan orang orang yang kutemui, mereka selalu berharap lahir dari pasangan kader. Menurut mereka dibesarkan | pastinya akan bahagia ketika orangtuanya adalah para kader

Ah, aneh sekali bagiku ! Justru, aku begitu kagum ketika melihat hijrahnya seseorang dan perubahannya karena murni juang ia sendiri mencari hidayah | ada yang harus sembunyi sembunyi memakai kerudung, ada yang dibiarkan saja justru orang tua nya mendukung untuk berpacaran,dll.

Entahlah, berapa banyak aku, kami yang dilahirkan dari asuhan tarbiyah sejak dalam kandungan yang juga berfikir seperti itu. Menurutmu kami bahagia ?

Bagi sebagian kami itu kebalikannya, yang ditakdirkan oleh Allah lahir dari rahim abi umi, yang sering disebut banyak orang sebagai anak kader. Ah, panggilan itu begitu menyesakkan. Karena kami dinilai dan dikenali dari abi umi kami. Kami dinilai apakah kualitas kami seperti abi umi. Setiap acara yang kami datangi selalu ada kolom khusus nama orang tua. Selalu dan selalu. 

Dalam setiap acara selalu berhadapan dengan pertanyaan, bagaimana abi umi ? Menurutmu kami bahagia ?Berapa banyak orang yang aku temui, yang aku yakin belum pernah menemuinya sebelumnya tapi mengetahui namaku. 

Ah, ini anaknya ***. Dikenali dari siapa orang tua kami. Di absen dan dicari berdasarkan siapa orang tua kami. Sering ditinggalkan ketika kecil oleh abi umi dengan alasan dakwah. Di tinggal sendirian dirumah dan menghabiskan banyak waktu bersama khadimat (asisten rumah tangga).

Menurutmu kami bahagia ?Uang jajanku akan dipotong jika aku tidak berangkat mengaji *sebut halaqoh. Bahkan saat sekolah dasar seperti itu, abi umi akan selalu setia mengantarkan aku-kami jika waktu rutinan telah hadir. Menonton tv berlebihan, tidak segera sholat ketika adzan, tidak menyetorkan hafalan, tidak memakai kerudung ketika keluar rumah. Ah itu semua akan berakibat fatal – dipotongnya uang jajan.
Menurutmu itu menyenangkan ?Aku – kami dan seluruh adiku hampir menghabiskan waktu lebih banyak dengan khadimat sejak kecil hingga sekarang. 

Abi umi selain bekerja di luarkota, waktunya lebih banyak dihabiskan di luar rumah, untuk mengisi ini itu – rapat ini itu – datang acara ini itu. Menurutmu kami bahagia ? Adikku pernah lupa dijemput dan miskomunikasi hingga tertinggal di sekolah lebih dari 4 jam. Tapi untuk kajian abi umi G pernah lupa. 

Menurutmu kami bahagia ?

Kami bahagia ! Aku bahagia sepenuhnya dan bersyukur atas segala takdirNya !Aku dan kami semua yang terlahir dari rahim rahim tarbiyah sejak dalam kandungan bersyukur dan ingin membisikkan padamu abi umi, “ Terima kasih telah lahirkan aku dari rahimmu. Abi umi, jazakallah khairan katsir atas segalanya.

“Aku teringat, ketika dahulu kecil kami harus mengikuti aksi ini itu di terik matahari. Ketika dalam sebuah pemilu dahulu, aku pernah bertanya “ umi, ngapain sih kita pake bikin kotak makan sebanyak ini ? Kenapa G orang lain aja ? repot. Emang buat siapa sih ? “. Dengan pelan umi jawab “ ini buat amih amih yang jaga di TPS kak. Nanti, Allah akan ngasi kakak rejeki yang banyak banget kalo kakak mau bantu umi. “

Ah, sekarang aku tau. Saat itu umi diamanahi untuk menyiapkan konsumsi bagi semua saksi. Tenang saja umi kami sekarang sudah terbiasa menghabiskan banyak uang dan itu tidak masalah. Sudah terbiasa aksi ini itu tidak peduli kulit hitam.

Aku teringat pesannya, kami dibina sejak kecil agar menjadi barisan terdepan di saat saat seperti ini. Saat dakwah abi umi dicaci dan banyak yang akan menghancurkannya, maka aku pastikan, bahwa kami akan ada di garis terdepan untuk menegakkannya dan melindunginya. Tragedi di 2013 ini, menyadarkan banyak dari kami atas apa yg sudah diperjuangkan selama ini. 

Aku menangis ketika seorang anak kader menangis menceritakan apa yang disampaikan umi abinya sebelum tragedi kedholiman besar itu “ Kakak baik baik ya. Apa kakak akan baik baik saja jika abi umi ditangkap?”. Harus baik baik saja. Bahkan jika itu suami kamipun, kami harus siap ! karena itu kami dibina sejak belia.

Untuk para umi, amah yang memperjuangkan jilbab di era 80-an yang menghadapi terir akademis universitas ataupun teror kematian. Untuk amah amah yang tertembak mati secara misterius, tidak ada barangnya yang hilang-juga tidak ternodai sedikitpun. Aku ingin menyampaikan. Jazakumullah khairan katsir.

Untuk para abi yang pulang larut malam namun tetap melanjutkan untuk rutinan ataupun mengisi disana sini | Yang sudah merelakan kehilangan banyak waktu bersama putra putrinya | Sungguh kau membuat putri putrimu mendambakan pendamping sepertimu. | Jazakumullah khairan katsir

Pesan ustadzah selalu terngiang “ Abi dan umi kalian bertemu dalam dakwah untuk menghasilkan generasi yang jauh lebih cinta dakwah. “Dan aku pun mempercayainya “ Aku akan bertemu dengan abi, ayah dari anak anak ku di jalan ini, untuk melahirkan generasi yang jauh jauh lebih cinta dakwah. 

”Kami dibina sejak kecil agar saat ini, kami berada di garis terdepan pembelaan terhadapNya. Bersyukurlah bagi kalian yang dilahirkan dalam keluarga dakwah. Tetap bersyukurlah, bagi kalian yg tidak dilahirkan dalam kondisi ini, karena kalian telah membuat kami iri sepenuhnya.

Aku ingin | aku harap | dan akan membuat buku yang secara khusus ku persembahkan dari himpunan tulisan seluruh putra putrimu untuk seluruh abi umi, yang telah melahirkan generasi yang dinanti itu | mereka putra putrinya yang didoakan siang dan malam untuk mampu melanjutkan yang sudah mereka mulai.

Aku bersungguh sungguh ingin menghadiahkan itu kepada seluruh abi umi, amah ami, ustadz dan ustadzah kami semua yang telah melahirkan kami dari asuhan tarbiyah sejak dalam kandungan.

Jazakumullah khairan katsir

0 Basa Basi:

Post a Comment