Konsep Negara Berdasarkan Al-Qur'an, As-Sunnah, dan Siroh Nabawiyah







Assalamua'laykum Wr.wb
Bismillah...

Jadi ceritanya sekarang lagi minggu minggunya semua orang di KAMMI UNJ ribut buat nyuruh ikut Dauroh Marhalah (DM) 2 Jakarta. Nah, minggu ini harusnya ngikut DM 2 Jakarta, tapi karena ada beberapa hal yang ngebuat gak bisa hadir di DM 2 Jakarta sekarang. 

Padahal udah verifikasi sidang makalah sama interview malem malem. Tapi Allah belum ngizinin ikut. Semoga aja diberikan Allah kesempatan ikut DM 2 di daerah lain. Aamiin... Jadi, mau share aja hasil buat makalah syarat DM 2 kali ini tentang Konsep Negara Berdasarkan Al-Qur'an, As-Sunnah dan Siroh Nabawiyah. Buat makalah lengkapnya bisa download di link ini : MAKALAH DAUROH MARHALAH 2 KAMMI JAKARTA

Konsep Negara Berdasarkan Al-Qur'an, As-Sunnah, dan Siroh Nabawiyah.


Konsep negara islam sampai saat ini masih ramai dan menarik untuk diperbincangkan. Baik kaum ulama, mahasiswa, dan masyarakat umum masih banyak mempertanyakan sistem ketatanegaraan dalam Islam. Dalam Al-Qur'an memang belum ada dalil atau ayat yang menyatakan secara pasti tentang sistem ketatanegaraan dalam Islam.

Namun, Dr.Yusuf Al-Qardhawi dalam bukunya Fiqh Negara telah banyak membahas masalah ketatanegaraan menurut perspektif islam. Beliau mengatakan ada dua golongan yang memiliki pandangan mengenai masalah ini.

Golongan pertama, kaum sekulerisme yang beranggapan bahwa agama adalah urusan Tuhan dan negara adalah urusan manusia yang tidak dapat dicampur adukkan. Islam dianggap sebuah agama tanpa harus mengurusi hal hal yang berkaitan dengan negara. Pemikiran ini lah yang diterapkan oleh kaum sekuler barat yang juga ingin dunia islam menerapkan buah pemikirannya.

Kedua, kaum yang menyatakan bahwa agama dan urusan dunia tidak dapat dipisahkan, karena saling berkesinambungan. Kaum ini beranggapan bahwa islam telah mengatur semua hal dalam kehidupan, bukan hanya urusan negara. Hal ini dibuktikan dalam firman Allah yang berbunyi:
“Dan Kami turunkan kepadamu al-Kitan (Al-Qur’an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.” (QS:An-Nahl[16]:89).

Karena islam adalah sebuah agama yang mencakup seluruh aspek kehidupan, maka urusan politik dan negara tidak dapat dipisahkan. Islam mendambakan sebuah negara yang berlandaskan dengan syariat islam, karena keserampangan bukan wajah islam.

Negara Islam sendiri menurut Al Qardhawi adalah: “Negara Islam yang dimaksud bukanlah Negara agama ala Sokrates yang mendefinisikan Negara agama sebagai Negara yang mengatur seluruh aspek kehidupan bernegara bagi warganegaranya dengan kekuasaan yang dianugerahkan oleh Tuhan.” Selanjutnya Al-Qardhawi menegaskan, bahwa yang dimaksud Negara Islam adalah “negara madaniyah yang menjadikan Islam sebagai landasan yang menjadikan baiat sebagai pokok berwarganegara bertiang musyawarah, yang para penguasanya dipilih dari orang yang compitable (mampu), credible (terpercaya), dan mampu menjaga kepercayaan. Tiga aspek tiga di atas tidak boleh dihilangkan, kecuali dalam kondisi dharurat”.

Konsep negara berdasarkan perspektif Al-Qur’an terdapat dalam QS An-Nisa ayat 58-59 yaitu:

Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerima, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum diantara manusia supaya kamu menetapan dengan adil.” QS An-Nisa:58
Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik - baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat.QS An-Nisa:59

Ayat diatas berisi beberapa hal yang harus diperhatikan. Setiap amanah memiliki pemiliknya yang harus diserahkan kepadanya. Penyerahan amanah sosial seperti pemerintahan dan pengadilan kepada orang yang bukan ahlinya adalah tidak sejalan dengan iman. Dan dalam hal ini, bukan hanya seorang hakim yang harus adil, melainkan setiap mukmin yang ada di bumi haruslah memelihara keadilan. Setiap pemangku amanah haruslah menyadari bahwa Allah SWT sebagai pengawas. Manusia selalu memerlukan nasehat dan sebaik baik penasehat adalah Allah SWT.

Islam mengatur kehidupan manusia dari hal yang terkecil hingga hal yang sangat kompleks, seperti Negara. Memang hal ini tidak banyak tertulis dalam Al-Qur’an. Tetapi Rasulullah telah mencotohkannya dalam kehidupannya.

Kaum muslimin telah bersepakat bahwa hukum mendirikan sebuah negara adalah fardu kifayah. Menurut Al-Mawardi hukum mendirikan kepemimpinan adalah wajib, hal ini dimaksudkan melindungi warga Negara dari segala bentuk ketidak-adilan.

Hal ini berdasarkan ijma’ para sahabat, sehingga mereka mendahulukan untuk memilih pemimpin ketika Rasulullah SAW meninggal dunia. Para sahabat mendahulukan untuk menetapkan Abu Bakar RA sebagai khalifah pengganti Rasulullah dibandingkan jenazah Rasulullah SAW.

Lihatlah bagaimana nabi menyuruh meluruskan shaf dalam sholat berjama'ah, memilih satu sebagai imam yang paling alim.

Hal ini membuktikan betapa pentingnya suatu pemerintahan. Karena tidak mungkin suatu muslim menyempurnakan kewajibannya (membela agama, menjaga keamanan, dll) tanpa adanya suatu daulah.

Negara islam bukanlah negara agamawan seperti pendapat beberapa orang. Negara islam adalah negara madani. Negara madani disini berarti Allah lah yang mempunyai kekuasaan paling tinggi, Allah lah yang berhak membuat aturan. Manusia diperbolehkan membuat aturan selama itu masih berada dalam batas hal yang bukan berkaitan dengan keyakinan. Misalnya, membuat aturan tentang UUD, MPR, DPR dll.

Obral Bonus Bulan Dzulhijjah!

Bismillah.....

Wah nggak berasa bulan dzulhijjah udah mau masuk tanggal 9. Ada yang tau nggak spesialnya bulan dzulhijjah?

Spesialnya bulan dzulhijjah itu banyak banget! Salah satunya cuman dibulan dzulhijjah kita bisa datang ke rumah Allah di makkah untuk menunaikan haji rukun ke lima yang semua orang damba dambakan buat menunaikannya. 

Kalo buat kita yang belum diberi kesempatan buat menunaikan rukun islam ke lima jangan khawatir. Allah Maha Pemurah banget kok! Allah ngasih kita alternatif lain buat kita beribadah kepada Allah. Mau tau apa?

Pertama, bisa dengan yang punya rezeki sedikit berlebih untuk berqurban kepada Allah pada tanggal 10 dzulhijjah. Buat yang mau berqurban lebih baik lagi untuk mengikuti sunnah Rasul ya untuk tidak memotong rambut, memotong kuku sampai tanggal 10 dzulhijjah nanti. 

Buat yang rezekinya masih belum dicukupkan jangan juga khawatir. Allah nggak pernah pelit kepada hamba-hambaNya kok. Ada tawaran lagi nih dari Allah yang sangat sayang untuk dilewatkan pada bulan dzulhijjah. Mau tau apa?

Yap, Puasa Arafah.

Dari Abu Qatadah Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:

"Berpuasa pada hari Arafah (9 Dzulhijjah) karena mengharapkan pahala dari Allah melebur dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang" (HR. Muslim)

"Tiada dari hari dalam setahun aku berpuasa lebih aku sukai daripada hari Arafah" (HR Baihaqi)



Betapa Maha Pemurahnya Allah Subhanallahu wa ta'ala kepada seluruh makhluknya. Yang belum dapet kesempatan haji diberikan keutamaan bulan dzulhijjah dengan puasa Arafah. Cuman puasa sehari dosa setahun yang lalu dan bahkan dosa yang belum kalian perbuat di setahun yang akan datang juga akan Allah ampuni. Allahu Akbar! Yang nggak bisa ikut berpuasa Arafah jangan sedih dulu. Allah juga memberikan kita kesempatan dengan banyak berdoa dan bershalawat pada hari Arafah.

"Sebaik baik berdoa adalah pada hari Arafah. Sebaik baik ucapan para Nabi adalah Laa illaha illallah wahdahu laa syarikalah, lahul mulku walahul hamdu.......dst" (HR.Tirmidzi)

Wah Allah bener bener nggak pernah pelit ya kepada hamba hambaNya yang mau beribadah kepadanya<3 So, tunggu apa lagi? Mau kehilangan bonus bonus Allah pada bulan dzulhijjah ini?



CURHATAN ANAK KADER

Bismillah.... Abis baca sesuatu yang menggugah air mata untuk menetes :') Merasakan hal ini juga yang waktu tersita oleh dakwahnya umi-abi. Tapi InsyaAllah waktu di Jannah Allah lebih kekal dan insyaAllah akan diberikan waktu selama lamanya bersama umi-abi tercinta kelak di Jannah Allah. Aamiin.......

Menurutmu Kami Bahagia ? Terlahir sebagai anak Kader?

Dalam banyak diskusi dan orang orang yang kutemui, mereka selalu berharap lahir dari pasangan kader. Menurut mereka dibesarkan | pastinya akan bahagia ketika orangtuanya adalah para kader

Ah, aneh sekali bagiku ! Justru, aku begitu kagum ketika melihat hijrahnya seseorang dan perubahannya karena murni juang ia sendiri mencari hidayah | ada yang harus sembunyi sembunyi memakai kerudung, ada yang dibiarkan saja justru orang tua nya mendukung untuk berpacaran,dll.

Entahlah, berapa banyak aku, kami yang dilahirkan dari asuhan tarbiyah sejak dalam kandungan yang juga berfikir seperti itu. Menurutmu kami bahagia ?

Bagi sebagian kami itu kebalikannya, yang ditakdirkan oleh Allah lahir dari rahim abi umi, yang sering disebut banyak orang sebagai anak kader. Ah, panggilan itu begitu menyesakkan. Karena kami dinilai dan dikenali dari abi umi kami. Kami dinilai apakah kualitas kami seperti abi umi. Setiap acara yang kami datangi selalu ada kolom khusus nama orang tua. Selalu dan selalu. 

Dalam setiap acara selalu berhadapan dengan pertanyaan, bagaimana abi umi ? Menurutmu kami bahagia ?Berapa banyak orang yang aku temui, yang aku yakin belum pernah menemuinya sebelumnya tapi mengetahui namaku. 

Ah, ini anaknya ***. Dikenali dari siapa orang tua kami. Di absen dan dicari berdasarkan siapa orang tua kami. Sering ditinggalkan ketika kecil oleh abi umi dengan alasan dakwah. Di tinggal sendirian dirumah dan menghabiskan banyak waktu bersama khadimat (asisten rumah tangga).

Menurutmu kami bahagia ?Uang jajanku akan dipotong jika aku tidak berangkat mengaji *sebut halaqoh. Bahkan saat sekolah dasar seperti itu, abi umi akan selalu setia mengantarkan aku-kami jika waktu rutinan telah hadir. Menonton tv berlebihan, tidak segera sholat ketika adzan, tidak menyetorkan hafalan, tidak memakai kerudung ketika keluar rumah. Ah itu semua akan berakibat fatal – dipotongnya uang jajan.
Menurutmu itu menyenangkan ?Aku – kami dan seluruh adiku hampir menghabiskan waktu lebih banyak dengan khadimat sejak kecil hingga sekarang. 

Abi umi selain bekerja di luarkota, waktunya lebih banyak dihabiskan di luar rumah, untuk mengisi ini itu – rapat ini itu – datang acara ini itu. Menurutmu kami bahagia ? Adikku pernah lupa dijemput dan miskomunikasi hingga tertinggal di sekolah lebih dari 4 jam. Tapi untuk kajian abi umi G pernah lupa. 

Menurutmu kami bahagia ?

Kami bahagia ! Aku bahagia sepenuhnya dan bersyukur atas segala takdirNya !Aku dan kami semua yang terlahir dari rahim rahim tarbiyah sejak dalam kandungan bersyukur dan ingin membisikkan padamu abi umi, “ Terima kasih telah lahirkan aku dari rahimmu. Abi umi, jazakallah khairan katsir atas segalanya.

“Aku teringat, ketika dahulu kecil kami harus mengikuti aksi ini itu di terik matahari. Ketika dalam sebuah pemilu dahulu, aku pernah bertanya “ umi, ngapain sih kita pake bikin kotak makan sebanyak ini ? Kenapa G orang lain aja ? repot. Emang buat siapa sih ? “. Dengan pelan umi jawab “ ini buat amih amih yang jaga di TPS kak. Nanti, Allah akan ngasi kakak rejeki yang banyak banget kalo kakak mau bantu umi. “

Ah, sekarang aku tau. Saat itu umi diamanahi untuk menyiapkan konsumsi bagi semua saksi. Tenang saja umi kami sekarang sudah terbiasa menghabiskan banyak uang dan itu tidak masalah. Sudah terbiasa aksi ini itu tidak peduli kulit hitam.

Aku teringat pesannya, kami dibina sejak kecil agar menjadi barisan terdepan di saat saat seperti ini. Saat dakwah abi umi dicaci dan banyak yang akan menghancurkannya, maka aku pastikan, bahwa kami akan ada di garis terdepan untuk menegakkannya dan melindunginya. Tragedi di 2013 ini, menyadarkan banyak dari kami atas apa yg sudah diperjuangkan selama ini. 

Aku menangis ketika seorang anak kader menangis menceritakan apa yang disampaikan umi abinya sebelum tragedi kedholiman besar itu “ Kakak baik baik ya. Apa kakak akan baik baik saja jika abi umi ditangkap?”. Harus baik baik saja. Bahkan jika itu suami kamipun, kami harus siap ! karena itu kami dibina sejak belia.

Untuk para umi, amah yang memperjuangkan jilbab di era 80-an yang menghadapi terir akademis universitas ataupun teror kematian. Untuk amah amah yang tertembak mati secara misterius, tidak ada barangnya yang hilang-juga tidak ternodai sedikitpun. Aku ingin menyampaikan. Jazakumullah khairan katsir.

Untuk para abi yang pulang larut malam namun tetap melanjutkan untuk rutinan ataupun mengisi disana sini | Yang sudah merelakan kehilangan banyak waktu bersama putra putrinya | Sungguh kau membuat putri putrimu mendambakan pendamping sepertimu. | Jazakumullah khairan katsir

Pesan ustadzah selalu terngiang “ Abi dan umi kalian bertemu dalam dakwah untuk menghasilkan generasi yang jauh lebih cinta dakwah. “Dan aku pun mempercayainya “ Aku akan bertemu dengan abi, ayah dari anak anak ku di jalan ini, untuk melahirkan generasi yang jauh jauh lebih cinta dakwah. 

”Kami dibina sejak kecil agar saat ini, kami berada di garis terdepan pembelaan terhadapNya. Bersyukurlah bagi kalian yang dilahirkan dalam keluarga dakwah. Tetap bersyukurlah, bagi kalian yg tidak dilahirkan dalam kondisi ini, karena kalian telah membuat kami iri sepenuhnya.

Aku ingin | aku harap | dan akan membuat buku yang secara khusus ku persembahkan dari himpunan tulisan seluruh putra putrimu untuk seluruh abi umi, yang telah melahirkan generasi yang dinanti itu | mereka putra putrinya yang didoakan siang dan malam untuk mampu melanjutkan yang sudah mereka mulai.

Aku bersungguh sungguh ingin menghadiahkan itu kepada seluruh abi umi, amah ami, ustadz dan ustadzah kami semua yang telah melahirkan kami dari asuhan tarbiyah sejak dalam kandungan.

Jazakumullah khairan katsir